PEMANASAN GLOBAL AKIBAT KERUSAKAAN LINGKUNGAN
Bumi adalah salah satu dari gugusan planet di galaksi
bimasakti, dan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh manusia karena adanya
gas-gas tertentu di atmosfer. Matahari adalah
sumber kehidupan di bumi. Tanpa Matahari, manusia, tumbuhan, dan makhluk hidup
lainnya akan punah. Tetapi, jika matahari memancarkan sinar yang berlebihan
maka akan membahayakan pula. Matahari
memancarkan radiasinya ke bumi menembus lapisan atmosfer bumi. Radiasi
tersebut akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun sebagian gelombang tersebut
diserap oleh gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O,
HFC, dan SF4 yang berada di atmosfer. Sebagai akibatnya gelombang
tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang,
sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi meningkat.
Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global. Suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi semakin
tinggi, dan diperkirakan akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut data
dari Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC),
suhu rata-rata permukaan bumi meningkat sebesar 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F)
dalam kurun waktu seratus tahun belakangan ini.
Pertama, konsumsi energi bahan bakar fosil.
Sektor industri merupakan penyumbang emisi karbon terbesar, sedangkan sektor
transportasi menempati posisi kedua. Menurut Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar fosil memakan sebanyak 70% dari
total konsumsi energi, sedangkan listrik menempati posisi kedua dengan memakan
10% dari total konsumsi energi. Dari sektor ini, Indonesia mengemisikan gas
rumah kaca sebesar 24,84% dari total emisi gas rumah kaca. Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi
terbesar di Asia setelah Cina, Jepang, India dan Korea Selatan. Konsumsi energi
yang besar ini diperoleh karena banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar
fosil sebagai sumber energinya, walaupun dalam perhitungan penggunaan energi
per orang di negara berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang di
negara maju. Menurut Prof. Emil Salim, USA mengemisikan 20 ton CO2/orang
per tahun dengan jumlah 1,1 milyar penduduk, Cina mengemisikan 3 ton CO2/orang
per tahun dengan jumlah 1,3 milyar penduduk, sementara India mengemisikan 1,2
ton CO2/orang dengan jumlah 1 milyar penduduk. Dengan demikian, banyaknya gas rumah kaca yang
dibuang ke atmosfer dari sektor ini berkaitan dengan gaya hidup dan jumlah
penduduk.
Ketiga, kerusakan hutan. Salah satu fungsi tumbuhan
yaitu menyerap karbondioksida (CO2), yang merupakan salah satu dari
gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen (O2). Menurut
data dari Yayasan Pelangi, pada tahun 1990, emisi gas CO2 yang
dilepaskan oleh sektor kehutanan, termasuk perubahan tata guna lahan, mencapai
64 % dari total emisi CO2 Indonesia yang mencapai 748,61
kiloTon. Pada tahun 1994 terjadi peningkatan emisi karbon menjadi 74%. Saat ini
di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang cukup parah.
Laju kerusakan hutan di Indonesia, menurut data dari Forest Watch Indonesia
(2001), sekitar 2,2 juta/tahun. Kerusakan hutan tersebut disebabkan oleh
kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan, antara lain perubahan hutan menjadi
perkebunan dengan tanaman tunggal secara besar-besaran, misalnya perkebunan
kelapa sawit, serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh pemegang Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Dengan kerusakan
seperti tersebut diatas, tentu saja proses penyerapan CO2 tidak
dapat optimal, kemampuan alami alam untuk mereduksi
konsentrasi CO2 dari atmosfer bumi akan berkurang, sehingga
konsentrasi CO2 dari waktu ke waktu semakin tinggi.
Hal ini akan mempercepat terjadinya pemanasan global.
Sebagai
sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat
manusia di dunia, termasuk Indonesia. Pertama, Kenaikan temperatur global,
menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan
terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut. Hal
ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan
terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu,
naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah
landai akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya
kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut,
serta infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat
tergenang oleh air laut.
Referensi:
Comments
Post a Comment